Jayapura – Balai Veteriner Jayapura bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Jayapura melaksanakan kegiatan Surveilans Rabies pada tanggal 4 hingga 5 Agustus 2025 di wilayah perbatasan Skouw Yambe dan Koya Timur, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura. Tim dari BV Jayapura dipimpin oleh drh. Denselina Lilis Patabang bersama dengan Hernes Wanggai.
Kegiatan ini dilaksanakan sebagai langkah strategis dalam mempertahankan status Papua sebagai wilayah bebas rabies, mengingat Papua Nugini yang berbatasan langsung merupakan negara endemis rabies. Tingginya mobilitas manusia dan hewan peliharaan di kawasan perbatasan Skouw menjadikan daerah ini berisiko tinggi terhadap masuknya penyakit zoonosis lintas batas.
Surveilans dilakukan melalui pengambilan sampel darah anjing untuk mendeteksi dini kemungkinan adanya infeksi rabies secara subklinis. Selama dua hari pelaksanaan, tim berhasil mengumpulkan 50 sampel serum anjing, terdiri dari 20 sampel di Kampung Skouw Yambe dan 30 sampel di Koya Timur. Seluruh sampel akan diuji dengan metode ELISA Rabies di Laboratorium Virologi Balai Veteriner Jayapura.
Ketua Tim, drh. Denselina Lilis Patabang, menyampaikan bahwa hasil kegiatan menunjukkan tidak adanya temuan gejala klinis rabies maupun laporan kasus gigitan hewan. Namun demikian, upaya surveilans dan vaksinasi tetap sangat penting untuk mempertahankan status bebas rabies di Papua.
Selain itu, tim juga merekomendasikan beberapa langkah strategis, antara lain:
- Pelaksanaan vaksinasi rabies di wilayah perbatasan serta pendataan populasi anjing.
- Peningkatan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya vaksinasi dan pengawasan rabies.
- Pelibatan tenaga kesehatan hewan lokal dalam surveilans dan komunikasi dengan pemilik hewan.
- Evaluasi berkala terhadap kegiatan pengendalian rabies di wilayah perbatasan.
Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat pertahanan biologis wilayah perbatasan Indonesia, serta menjadi dasar perencanaan kebijakan kesehatan hewan dan masyarakat di Papua ke depan.